.

Thursday, July 21, 2011

Mempersiapkan Bibit Walet

1. Peyiapan Bibit
     Umumnya para peternak burung walet melakukan
     dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet
     yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan
     oleh para peternak tersebut.Untuk memancing
     burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah
     menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman
     suara burung Walet. Ada juga yang melakukan
     penumpukan jerami yang menghasilkan
     serangga-serangga kecil sebagai bahan
     makanan burung walet.

2. Pemilihan Bibit Calon Induk
     Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau bersarang di dalam
     gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut
     dengan menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan
     pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari makan.

3. Perawatan Bibit dan Calon Induk
     Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang
     burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan
     “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang
     dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil.
     Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi
     burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.

4. Memilih Telur Walet
     Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :
      - Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5 hari.
      - Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
      - Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari.
         Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014×1,353 cm dengan berat 1,97 gram.
         Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap kecuali dalam mesin
         tetas. Telur tetas yang baik mempunyai kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak
         bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak
         bergerak-gerak, tidak ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas
         dilakukan dengan peneropongan.

5. Membawa Telur Walet
     Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa telur yang masih muda
     atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang sudah
     mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter 1 cm. Spon
     dimasukkan ke dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup. Guncangan
     kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat mengakibatkan telur mati. Telur muda
     memiliki angka kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah.

6. Penetasan Telur Walet 
     a. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti.
          Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan telur walet.
          Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas tisue untuk menghin
          dari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat menyebabkan burung sriti tidak
          mau mengeraminya.Penggantian telur dilakukan pada siang hari saat burung sriti
          keluar gedung mencari makan.Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami
          oleh burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang
          serta mencari makan.

     b. Menetaskan telur walet pada mesin penetas
          Suhu mesin penetas sekitar 400 C dengan kelembaban 70%. Untuk memperoleh
          kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan piring atau cawan berisi air
          di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan tersebut tidak habis.
          Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau mendata dan jangan
          tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hati-hati untuk
          menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur.
          Telur-telur yang kosong dan yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya
          dapat terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah yang gelap.
          Sedangkan telur yang embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba.
          Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh
          dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban.
          Setelah 13–15 hari telur akan menetas.
Add to Cart

0 komentar:

Post a Comment