Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan.
Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung wallet dengan beberapa cara, yaitu:
1. Panen Rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet
itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat,
kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak.
Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada
peremajaan.Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang
sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil
dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk
membuat sarang dan bertelur.
2. Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur
diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan
yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang
dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni,
tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.
3. Panen Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah
bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak
dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet
dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung
dapat meningkat.
Adapun waktu panen adalah :
1. Panen 4 kali setahun
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan
telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan
pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.
2. Panen 3 kali setahun
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan
masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan
untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.
3. Panen 2 kali setahun
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk
memperbanyak populasi burung walet.
4. PASCA PANEN
Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran
dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotorankotoran yang menempel
yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor
Add to Cart
Friday, July 22, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Product Category
- Budidaya Bebek (9)
- budidaya Gurami (2)
- Budidaya Lele (5)
- Budidaya Tokek (4)
- Budidaya Walet (14)
Labels
- Budidaya Bebek (9)
- budidaya Gurami (2)
- Budidaya Lele (5)
- Budidaya Tokek (4)
- Budidaya Walet (14)
0 komentar:
Post a Comment