.

Saturday, July 30, 2011

Cara Dengan Konsentrate


Pemakaian konsentrate
1. 1/2 butir konsentrate dilarutkan dengan 100cc air
2. 10cc untuk masing-masing tokek (jd setengah butir untuk 10 ekor tokek)
3. Masukkan ke dalam mulut tokek dgn menggunakan suntikan plastik tanpa
    jarum sebanyak 5 cc berikan lagi 5 cc 4jam kemudian
4. Berikan setiap 5 hari sekali

Makan tokek
- Dengan menggunakan konsentrate nafsu makan tokek akan bertambah oleh
   karena itu stok makanan harus selalu tersedia
- Beri makan jangkrik atau belalang, kecoak

Minum Tokek
- air embun
- air kelapa campur gula merah
Add to Cart More Info

Cara Beternak Tradisional


Kandang tokek
- tanpa kawat (unsur logam) atau plastik kecuali paku
- dinding triplek bekas atau kayu
- p = 60cm , l = 60cm alas = 40 cm
- 1 ekor/ kandang
- tempat makan/minum dari tempurung atau piring/mangkok gelas
- kandang tertutup tanpa cahaya, kecuali lubang2 kecil untuk sirkulasi udara

Makan tokek
- makan 2 hari sekali
- hari pertama kasih makan udang kering kira2 1 sendok makan (100gr)
- hari ketiga kasih makan jeroan/usus/hati ayam mentah segar (jgn taruh di kulkas) kira2 1 sendok makan
- hari kelima kasih makan jangkrik
- hari ketujuh kasih makan pepaya
- ulangi terus siklus tersebut
- kasih makan di atas jam 6 sore
- untuk pertama kali tokek harus disuapi, kalo sudah biasa dia akan makan sendiri

Minum Tokek
- air embun
- air kelapa campur gula merah
Add to Cart More Info

Bisnis Ternak Lele Sangkuriang

Lele sangkuriang memiliki banyak keunggulan. Dengan teknik budi daya yang tepat, lele unggul ini dapat berproduksi luar biasa, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Selain itu, pasar komoditas ini masih terbuka lebar. Apalagi teknik budi daya yang diterapkan berbasis organik. Selain lel bergizi tinggi, produksinya lebih sehat karena dihasilkan melalui cara alami.

Berdasarkan pengalaman peternak lele, capaian produksi lele sangkuriang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan capaian angka produksi lele dumbo biasa, baik di tingkat pembenihan maupun pembesaran. Umumnya, pemberian pakan sebanyak 1 ton untuk membesarkan benih lele dumbo sebanyak 10.000 ekor hanya menghasilkan lele konsumsi sekitar 7--8 kuintal. Sementara itu, pada lele sangkuriang, pemberian pakan dengan kuantitas dan kualitas yang setara, mampu menghasilkan lele konsumsi sekitar 1—1.4 ton.

Dengan kata lain, berdasarkan fakta tersebut, food conversion rate (FCR) lele sangkuriang Iebih rendah daripada FCR lele dumbo biasa. FCR adalah perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan pertambahan bobot ikan selama masa pemeliharaan hingga saat panen ikan tiba.

FCR yang baik dan menguntungkan petani adalah yang memiliki nilai rendah. Semakin rendah nilai FCR, semakin kecil jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli pakan. Sebaliknya, semakin tinggi nilai FCR, semakin besar jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli pakan.

Dalam budi daya ikan, nilai FCR sangat ditentukan sedikitnya oleh dua hal, yakni kualitas pakan yang diberikan dan sifat bawaan mengenai laju pertumbuhan jenis ikan yang dipelihara. Semakin berkualitas pakan yang diberikan, pertumbuhan ikan akan semakin cepat. Pakan berkualitas memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik sehingga dapat diandalkan untuk memacu pertumbuhan ikan.

Dengan cepatnya pertumbuhan ikan, kebutuhan jumlah total pakan selama masa pemeliharaan ikan relatif bisa ditekan. Dengan demikian, nilai FCR pun menjadi rendah. Sementara itu, lele sangkuriang tergolong jenis lele yang memiliki laju pertumbuhan cepat. Otomatis, nilai FCR-nya pun rendah.

Masih ada hal lain dari keunggulan beternak lele sangkuriang, yaitu siklus panen lebih cepat, kemampuan daya bertelur dan daya tetas telur lebih tinggi, lebih tahan terhadap penyakit, kualitas daging lebih unggul, lebih tahan banting, teknik pemeliharaan lebih mudah, bisa dibudidayakan di lahan sempit, dan sekarang, benihnya pun mudah diperoleh.

Selanjutnya, bagaimana aplikasi budi daya lele sangkuriang ini? Bagaimana prospek bisnisnya? Seberapa modal dan simulasi biaya usaha budi daya lele sangkuriang ini? “Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang” yang akan menjadi jawaban tepat bagi Anda dalam mengaplikasikan seluruh teknik beternak lele sangkuriang.
Add to Cart More Info

Penyebab Kematian Bibit Bebek

Beberapa penyebab kematian yang cukup tinggi ini antara lain :


1. Bibit DOD yang jelek
     Sempat diboongin nih, ama pedagang DOD, ternyata dia bukan penetas
     langsung tapi calo!! dikasinya kita brang BS

2. Musim hujan, DOD banyak yang kedinginan
     Ini masalah utama. Memang dasar nekat, belajar ternak bebek kok pas
     curah ujan masih tinggi. Tapi nggak papa, waktu susah aja kita udah pernah
     lewati, apalagi waktu gampang, ya Insya Allah lebih bisa.

3. Terlalu padat.
     Waktu bebek masih kecil sih kelihatannya kandang cukup, ternyata udah
     semakin besar kandang kurang memadai, jadi pas disortir ato pas rebutan
     pakan dll, bebek banyak yang keinjak2 temennya, trus lumpuh dan.. Inna
     Lillahi wa Inna Ilaihi Roji'un

4. Makan Belatung
     Ini juga pengalaman yang berharga. Jangan sampai muncul belatung, memang
     kalo musim ujan lebih rawan untuk munculnya banyak belatung, dari sisa kotoran
     bebek yang bercampur air waktu ujan.

5. Pegawai yang malas, kurang tanggung jawab.
     Ini sih masalah klasik, susah sekali ngajak orang untuk maju.

Tapi Alhamdulillah itu semua sudah terlewati, dan sekarang kondisi, pengalaman,
kandang, pengetahuan kita sudah jauh lebih baik. Permintaanpun sudah mulai
berdatangan, bahkan ada permintaan yang terlalu besar sehingga kitabelum mampu
memenuhi. Mudah-mudahan kedepan segalanya menjadi lebih baik dan lebih lancar.
Add to Cart More Info

Wednesday, July 27, 2011

Tips beternak bebek


1. Pilihlah telur bebek yang agak bulat. Terawanglah, biasanya di dalam telur terdapat
    tanda bulat. Pilihkah telur bebek yang bercangkang agak tebal. Cara mengetahui
    ada tidaknya tanda bulat (embrio) di dalam
    telur dengan beberapa cara:
    - Memakai kotak yang dilubangi,sebesar telor,di bawahnya diberi
       lampu/cahaya.
    - Tidak terlihat bintik-bintik pada cangkang(mulus).
    - Kuning telor tidak pecah.
    - Usahakan telur baru dan bebek cukup umur.
       selama waktu penetasan telur bebek selama 28 hari. Ada beberapa cara menetaskan
       telur diantaranya:
    - Telur di taruh di dalam box yang bermuatan mencapai 40 telur.Kapasitas kandang
       2x4m untuk 40 ekor.
    - Di bawah box diberi lubang serta masing-masing telur diberi tanda agar lebih jelas
       membedakan kapan waktu telur akan menetas.
    - Dalam satu harinya telur-telur mengalami 2 kali perubahan posisi.
    - Diberi pengatur suhu(lampu)setiap5 telur 1 lampu masang-masing 5 watt, dan di
       bawahnya diberi air.
    - Setelah menetas itik-itik ( bebek kecil ) dimasukan ke dalam ingubator selama 2 hari.

2. Cara memilih bibit (itik) unggul:
    - Pilihlah moncong itik yang cenderung cekung. – Kaki hitam – leher panjang –

      Cenderung berisik – Sayap berhimpitan – pinggul sempit – Bulu halus dan lembut

3. Pemberian makan
    - Pur secukupnya
    - Di beri vaksin selama berada di inkubator

nah kalo anda anda sekalian tips ada trik jitu lainnya dalam beternak bebek silahkan
dibagi disini agar menjadi pelajaran dan informasi untuk peternak  bebek yang lain .
Add to Cart More Info

Info Cara Memilih DOD Bebek

Cara memilih DOD bebek yang baik , adalah salah satu kunci sukses beternak bebek, jika salah dalam pemilihan bibit bebek atau DOD maka masa depan peternakan bebek anda akan menjadi suram.

Berikut ini adalah cara memilih DOD bebek yang baik, yang harus dilihat ketika kita memilih bibit adalah bibit bebek tersebut memiliki bulu yang bagus dan kering, kedua matanya melek, bebek bergerak lincah, tidak cacat pada kaki (pincang). Lalu setelah memilih bibit yang baik, selanjutnya adalah pemeliharaan dimana biasanya ini adalah masa-masa yang sulit sehingga tidak sedikit yang gagal didalamnya.

DOD (day old duck) umur 1-2 minggu sebaiknya ditempatkan dikandang yang dilengkapi pemanas, yaitu berupa box yang sekelilingnya tertutup atau bisa juga ditutup dengan kain/plastik. Kandang diberi fentilasi yang cukup agar sirkulasi udara terjaga, lalu sebelum DOD / bibit bebek dimasukkan semprotkan disinfektan agar kandang bebas dari kuman/penyakit yang dapat menyerang bebek. Lalu  didalam pemberian pakan, bebek umur 1-2 minggu perlu diberi pakan yang sedikit demi sedikit tetapi continue, berikan vitamin dan antibiotik untuk menjaga kesehatan bebek dan menambah nafsu makan. Dan yang terakhir selalu bersihkan kandang secara rutin, sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit.
Add to Cart More Info

Saturday, July 23, 2011

Desain 3D Rumah Walet

Gambar Desain 3D Rumah Walet dibawah ini berlokasi di negara tetangga, Malaysia. Lokasi tepatnya berada di daerah Bukit Pasir.
Gambar desain Rumah Walet :

 Gambar 1

 Gambar 2

 Gambar 3

 Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7
Add to Cart More Info

Pakanan Ternak Walet

  1. Ekstra Fooding
  2. Insect Powder / Bubuk Ajaib
  3. Formula Pakan Walet (Sistem Kering)
  4. Mrutu Beku (Frozen Insect)
  5. Kepompong (Bibit Serangga)
    Add to Cart More Info

    Obat Pembasmi Hama Walet

    1. Obat Gigitan Kutu Walet
    2. Cyperkiller
    3. Solfac
    4. Kemut 20gr / 40gr
    5. Racun Kecoa & Semut (Merk Mayizhanglangling)
    6. Anti Rayap (mie by yi fen / kailei)
    7. Ranjau Anti Tokek
    8. Racun Tikus Klerat 1 Kg
    9. Rat Repeller (pengusir tikus dengan frekuensi)
    10. Lampu Flash Burung Hantu Strobe
    11. Racun Cicak (Jelly)

      Serbuk Cyperkiller 25 WP digunakan untuk membasmi kutu-kutu pada kotoran walet maupun sarang - sarang walet, cara penggunaannya satu bungkus 30gr dicampur dengan beberapa liter air { Secukupnya } kemudian disemprotkan kesetiap sudut ruangan yang terdapat kotoran walet, papan sirip dan tempat bersarangnya semut, kecoa dan binatang penganggu lainnya. serbuk cyperkiller ini sudah terbukti efektif untuk memberantas serangga-serangga penganggu kenyamanan walet didalam gedung.
      Add to Cart More Info

      Pemikat Atau Perangsang Walet

      1. Flake Parfume Walet
      2. Cairan Perangsang 20 lt
      3. Air Cucian Sarang Walet 20 lt
      4. Cairan Pondasi Sirip 1 lt
      5. Cairan Pemikat lt (untuk lubang masuk)
      6. Cat Hitam Lubang Masuk Burung
      7. Aluminium Plat (untuk sirip)
      8. Kayu Sirip Bertingkat
      9. Kayu Sirip Bergaris 3x15x100 cm
      10. Kotoran Walet / Sriti /Kg
      11. Penyerap Amoniak (membuat sarang menjadi putih) /Kg
      12. Sarang Walet Imitasi Mangkok Putih / Sudut Coklat
      Add to Cart More Info

      CD, KASET, CD PLAYER & TWEETER

      1.     CD Rom panggil Walet Single / Double Complete
      2.     Alat Panggil Walet Mp3
      3.     Alat Panggil System IC
      4.     Alat Panggil System Amplifyer
      5.     Aneka CD Suara Walet
      6.     Aneka Kaset Suara Walet
      7.     Tweeter kecil Taiwan / Motorolla 1005
      8.     Tweeter Besar Korea / China
      9.     Kabel Tweeter 2x30 / 45 mtr
      Add to Cart More Info

      Alat - Alat Hatchery Walet

      1.     Mesin Tetas Full Aluminium Kap. 150Ps/1000Ps Thermocontrol Dig
      2.     Mesin Tetas Minorca Tipe R30 / R50 / R100
      3.     Kotak Telur Walet Kap.225Ps
      4.     Busa Telur Walet Kap.100Ps
      5.     Galah Untuk Melihat Telur (Bisa Dipanjangpendekkan)
      6.     Alat Tes Telur Walet
      7.     Senter Telur Besar / Kecil
      8.     Antibiotik + Vitamin (Piyik)
      9.     Mineral Dan Penambah Nafsu Makan (Piyik)
      10.     Sarang Imitasi Khusus Untuk Piyik
      11.     Timbangan Digital Acc: 0,1Gr Max 500Gr / Display Sentuh
      12.     Pinset Stainless Piyik / Bulu
      Add to Cart More Info

      Pelembab Suhu Ruangan

      1.     Mesin Kabut Taiwan MK-150
      2.     Pompa Automatic 1" / Pompa Submersible"
      3.     Semprotan Air 2 lt
      4.     Spuyer Kuningan Model Putar / Parabola Stick Panjang
      5.     Spuyer Kuningan Lubang 1 & 5 Lurus / Bengkok
      6.     Spuyer Stainless Model Putar / Parabola Stick Panjang
      7.     Spuyer Stainless Lubang 5 Lurus / Bengkok
      Add to Cart More Info

      Sarana Pelengkapan Budidaya Walet

      1.     Pintu Besi
      2.     Pintu Masuk Burung (Anti Kelelawar & Burung Hantu)
      3.     Timbangan Digital Acc: 1 Gr Max 3 Kg / 6Kg / 15Kg
      4.     Light Meter Digital
      5.     Security Walet Dengan Deteksi Dari HP
      6.     Wheather Meter 5 In 1 (AZ8910)
      7.     Camera Color Infrared + Receiver (Wireless)
      8.     Colour Quad Processor (4 Gambar)
      9.     Thermohygro Manual China (Kecil / Besar) / Jerman
      10.     Thermohygro Digital Biasa Dengan Sensor
      11.     Infrared Thermometer
      12.     Timer Digital Jerman / China
      13.     Senter Besar / Kompas
      14.     Disc Filter
      15.     Blower Penyedot Serangga
      16.     Lubang Masuk Burung
      17.     Head Lamp
      18.     Kapi Panen Stainless
      19.     Kunci (Gembok)
      20.     Alat Penghitung Burung
      21.     Thermometer Ruangan
      22.     Sirkulasi Udara 3' / 4'
      23.     Paku Berwarna
      24.     Alat Masak Sarang Walet
      25.     Kotak Sarang Burung Impor Uk; 21.5X12X4 Cm / 27X18X7 Cm
      Add to Cart More Info

      Friday, July 22, 2011

      Waktu Panen Walet

      Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan.

      Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung wallet dengan beberapa cara, yaitu:

      1. Panen Rampasan
           Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet
           itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat,
           kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak.
           Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada
           peremajaan.Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang
           sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil
           dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk
           membuat sarang dan bertelur.

      2. Panen Buang Telur
           Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur
           diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan
           yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang
           dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni,
           tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.

      3. Panen Penetasan
           Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah
           bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak
          dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet
          dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung
          dapat meningkat.

      Adapun waktu panen adalah :

      1. Panen 4 kali setahun
           Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan
           telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan
           pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.

      2. Panen 3 kali setahun
           Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan
           masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan
           untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.

      3. Panen 2 kali setahun
           Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk
           memperbanyak populasi burung walet.

      4. PASCA PANEN
           Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran
           dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotorankotoran yang menempel
           yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor
      Add to Cart More Info

      Resiko Hama Dan Penyakit Walet


      1. Tikus
           Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan
           sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh dan
           kotoran serta air kencingnya dapat menyebabkan
           suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus
           dengan menutup semua lubang, tidak menimbun
           barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan
           untuk sarang tikus.

      2. Semut
           Semut api dan semut gatal memakan anak walet
           dan mengganggu burung walet yang sedang
           bertelur.Cara pemberantasan dengan memberi
           umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang
           mengerumuninya.Setelah itu semut disiram dengan
           air panas.

      3. Kecoa
           Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya
           cacat, kecil dan tidak sempurna. Cara pemberantasan
           dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan
           dan membuang barang yang tidak diperlukan
           dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian.

      4. Cicak dan Tokek
           Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat
           memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari
           raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu
           ketenangan burung walet. Cara pemberantasan
           dengan diusir, ditangkap sedangkan
           penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar
           pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin
          dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup.
      Add to Cart More Info

      Cara Pemelihara Walet

      1. Perawatan Ternak
           Anak burung walet yang baru menetas tidak
           berbulu dan sangat lemah. Anak walet
           yang belum mampu makan sendir perlu disuapi
           dengan telur semut (kroto segar)
           tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini
           masih memerlukan pemanasan yang
           stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan
           dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh
          diturunkan 1–2 derajat/hari dengan
          cara membuka lubang udara mesin.


           Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke
           dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan
           ditengah atau pojok kotak.

           Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung
           pada malam hari, kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m
           dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat terbang pada keesokan harinya
           dan mengikuti cara terbang walet dewasa.

      2. Sumber Pakan
           Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya adalah
           serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan
           pantai/perairan. Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah
           walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau.
           Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah :
            a. menanam tanaman dengan tumpang sari.
            b. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
            c. membuat kolam dipekarangan rumah walet.
            d. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.

      3. Pemberian pakan yang bermutu secara teratur
           Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang
           bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan
           kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas
           daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan
           berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan buah
           pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya.
      Add to Cart More Info

      Thursday, July 21, 2011

      Mempersiapkan Bibit Walet

      1. Peyiapan Bibit
           Umumnya para peternak burung walet melakukan
           dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet
           yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan
           oleh para peternak tersebut.Untuk memancing
           burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah
           menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman
           suara burung Walet. Ada juga yang melakukan
           penumpukan jerami yang menghasilkan
           serangga-serangga kecil sebagai bahan
           makanan burung walet.

      2. Pemilihan Bibit Calon Induk
           Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau bersarang di dalam
           gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut
           dengan menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan
           pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari makan.

      3. Perawatan Bibit dan Calon Induk
           Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang
           burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan
           “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang
           dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil.
           Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi
           burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.

      4. Memilih Telur Walet
           Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :
            - Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5 hari.
            - Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
            - Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari.
               Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014×1,353 cm dengan berat 1,97 gram.
               Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap kecuali dalam mesin
               tetas. Telur tetas yang baik mempunyai kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak
               bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak
               bergerak-gerak, tidak ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas
               dilakukan dengan peneropongan.

      5. Membawa Telur Walet
           Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa telur yang masih muda
           atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang sudah
           mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter 1 cm. Spon
           dimasukkan ke dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup. Guncangan
           kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat mengakibatkan telur mati. Telur muda
           memiliki angka kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah.

      6. Penetasan Telur Walet 
           a. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti.
                Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan telur walet.
                Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas tisue untuk menghin
                dari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat menyebabkan burung sriti tidak
                mau mengeraminya.Penggantian telur dilakukan pada siang hari saat burung sriti
                keluar gedung mencari makan.Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami
                oleh burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang
                serta mencari makan.

           b. Menetaskan telur walet pada mesin penetas
                Suhu mesin penetas sekitar 400 C dengan kelembaban 70%. Untuk memperoleh
                kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan piring atau cawan berisi air
                di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan tersebut tidak habis.
                Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau mendata dan jangan
                tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hati-hati untuk
                menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur.
                Telur-telur yang kosong dan yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya
                dapat terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah yang gelap.
                Sedangkan telur yang embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba.
                Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh
                dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban.
                Setelah 13–15 hari telur akan menetas.
      Add to Cart More Info

      Perlengkapan Budidaya Walet

       1. Penyiapan Sarana dan Peralatan.

       2. Suhu, Kelembaban dan Penerangan
            Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan
            yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat
            C dan kelembaban ± 80-95 %. Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang,
            antara lain:
            Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:
                a. Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm
                b. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
                c. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang,
                     berdiameter 4 cm.
                d. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
                e. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari
                     goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap.
                     Suasana gelap lebih disenangi walet.

       3. Bentuk dan Konstruksi Gedung
            Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari
            10×15 m2 sampai 10×20 m2. Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin
            besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai
            burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi.

      4. Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran
           semen.Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen
           dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan
           kelembaban udara.Untuk mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari.

      5. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayukayu yang 
           kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat. Atapnya terbuat dari
           genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat
           berputarputar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang.
           Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm2 dibuat di
           bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung.
           Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.
      Add to Cart More Info

      Beternak Sarang Burung Walet

      1. SEJARAH SINGKAT
           Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yangjavascript:void(0) bersifat
           aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran
           tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing,
           kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap
           di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah
           yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langitlangit untuk
           menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.

      2. SENTRA PETERNAKAN
           Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat,
           Jawa Timur dan Jawa Tengah

      3. J E N I S
           Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
           Superorder : Apomorphae
           Order : Apodiformes
           Family : Apodidae
           Sub Family : Apodenae
           Tribes : Collacaliini
           Genera : Collacalia
           Species : Collacaliafuciphaga

      4. MANFAAT
           Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva).
           Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni
           kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam,
           melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.

      5. PERSYARATAN LOKASI
           Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:
           1) Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
           2) Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan
                perkembangan masyarakat.
           3) Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
           4) Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai,
                rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.
      Add to Cart More Info

      Telur Untuk Tetas

      Telur - telur yang telah siap untuk ditetaskan adalah telur hasil perkawinan alami ataupun inseminasi/buatan. Membutuhkan waktu 28 hari untuk menetas. setelah lewat 30 hari telur yang tidak menetas berarti afkir dan harus di buang.


      Kita mengikuti dengan seksama langkah - langkah penting dalam proses penetasan ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

      Secang kandang bebek sementara ini memiliki 12 mesin penetas @ 300 butir telur. Persentase menetas adalah 50 - 80%. Untuk penetasan telur dengan daya tetas 50% dijamin sudah untung/laba.

      DOD atau anak bebek umur satu hari kemudian dipindahkan ke kandang pembesaran dengan lampu penghangat sampai berumur kurang lebih dua minggu untuk dipindahkan lagi ke kandang pembesaran tahap selanjutnya, seperti gambar di samping dan diletakkan di atas kolam.

      Add to Cart More Info

      kandang bebek

      Selain bebek dewasa, secang kandang bebek juga melakukan pembibitan dengan penetasan. Sejauh ini hasil penetasannya lumayan untuk ukuran peternakan yang baru dibuka. Jadi di secang kandang bebek semua ukuran bebek mulai dari yang masih "meri" ( D.O.D) sampai bebek siap potong dan bebek ukuran siap berproduksi telor tersedia.

      Barangkali ada di antara anda yang telah membuka secang kandang bebek ini sebelum postingan ini selesai, dan bertanya dalam hati apa ini ? harap di maklumi karena "si admin"nya pun ikut sibuk mengurus bebek juga, jadi hanya di waktu senggang kita menambah dan menambah postingan blog ini.

      Selanjutnya kita akan membawa anda pada apa - apa yang bisa anda temui di secang kandang bebek. Entah itu di blog ini atau ketika anda benar - benar berkunjung di kampung Segrawah tempat dimana secang kandang bebek berada, mungkin karena anda penasaran atau karena anda ingin berbisnis dengan kita, belajar beternak bebek atau karena alasan lain.

      Khusus untuk secang kandang bebek, bebek yang kita pelihara adalah bebek kalung ( bebek Magelang ). Ciri khas bebek ini adalah seperti lingkaran putih di lehernya sehingga menyerupai kalung. Ukuran bebek ini juga cukup besar. Berikut adalah link yang bisa anda akses untuk membaca lebih lanjut semua yang tersedia di secang kandang bebek.

      Ada ikan masnya juga ? ya, model kandang yang ada di secang kandang bebek adalah model kandang tumpang sari. Bawahnya kolam ? ya, tapi bukan seperti yang tengah anda bayangkan sekarang. Kandang bebek kita berukuran kurang lebih 4 x 20 meter, dengan atap asbes dan tiang beton tanpa dinding. Dibuat sekat - sekat berukuran 1 x 2 meter. Sekat - sekat itu dibuat dari bambu dengan model jeruji setinggi setengah meter. Tiap - tiap sekat berisi 10 sampai 12ekor bebek. Ada pintu yang bisa buka tutup untuk menuju tempat dimana ada kolam untuk mandi dan minum bebek dan tempat untuk memberi makan. Nah tempat untuk memberi makan itu berada di luar area kandang beratap dan berada di atas kolam.

      Di atas kolam itu kita meletakkan bilah - bilah bambu yang di rangkai berukuran 1,2 x 1 meter. 1,2 meter adalah ukuran lebar kolam dan 1 meter ukuran lebar sekat - sekat kandang bebek. Seperti lazimnya bebek ketika makan sudah pasti banyak yang tercecer, nah ceceran itu jatuh ke kolam ikan dan di makan oleh ikan. Di depan tampat memberi makan ada kolam dangkal yang terpisah dengan kolam ikan untuk tempat bebek mandi dan juga minum.

      Penasaran dengan penjelasan kita tentang kandang bebek yang kita punya di secang kandang bebek ? ada baiknya anda melakukan kontak dengan kita, dan untuk melakukan itu anda bisa lihat di contact person.

      Sumber : secang kandang bebek
      Add to Cart More Info

      Konsep Perawatan Kandang Bebek

      Faktor utama yang menentukan tingkat keberhasilan dalam usaha itik petelur, karena kita ketahui bersama bahwa banyak macam kandang untuk itik petelur ada kandang ren, dan litter, ada kandang sistem batere, intensif, semi intensif, ada kandang dengan sistem kering maupun sistem basah, yang pada akhirnya dari berbagai segi tersebut, membuat perawatan yang dilakukannya juga berbeda-beda. kunci sukses perawatan kandang yang harapan akhirnya adalah mencapai produktivitas tertinggi adalah bagaimana kandang tersebut nyaman bagi ternak, dan mengenai standat masing- masing telah ada.

      Untuk mencegah timbulnya penyakit dan mengurangi bau tidak sedap pada kandang itik sebaiknya kandang dibersihkan setiap hari, hal ini sangat memungkinkan untuk kandang yang lantainya dari semen, maka dengan kemiringan tertentu maka kandang tersebut setiap hari disiram air, sedangkan untuk kandang dengan lantai litter maka kandang tersebut tanahnya dibolak balik setiap seminggu sekali dengan tujuan agar alas tetap kering dan empuk serta tidak lembab, jika tidak pernah dibalik maka lantai lembab dan akan mengundang berbagai penyakit yang menyerang unggas. untuk kandang yang menggunakan sistem basah, dimana ada kolam di area kandang maka hal pertama yang dilakukan adalah selalu mengganti air pada kolam atau tempat minum ternak, minimum 1 hari sekali, syukur kalau kolam atau tempat minum airnya selalu dibuat mengalir sehingga ada sirkulasi, dan kotoran sisa makanan atau kotoran unggas selalu larut di air yang mengalir tersebut, sedangkan untuk pengaturan disekitar tempat minum atau mandi pada sistem basah haruslah dibuat parit kecil antara kolam dengan kandang, yang mana diatas parit tersebut dipasang bilah bambu atau kayu agar air yang dari kolam tidak langsung ke kandang tapi dibuang dulu ke parit tersebut, sehingga lantai kandang tetap kering dan nyaman.

      Pada prinsipnya meskipun itik merupakan salah satu hewan air tetapi kandang untuk bertelur haruslah tetap kering dan terhindar dari becek akibat air yang tergenang secara sembarangan. didalam maupun disekitar kandang haruslah dijaga mengenai sirkulasi udara dan sinar matahari, kita harus atur pohon disekitar kandang agar tidak menghalangi kebutuhan itik akan sinar matahari, begitupun angin juga harus kita atur sedemikian rupa agar kandang tidak terlalu pengap karena ventilasi udara yang kurang maksimal.
      Add to Cart More Info

      Konsep Membuat Kandang Itik Dengan Benar

      Untuk dapat membuat kandang itik, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang bahan bangunan, cara- cara mendirikan bangunan, dan persyaratan bangunan. disini akan dijelaskan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuat kandang itik.

      a. Arah Kandang :
      sebaiknya, panjang kandang itik membujur dengan arah timur barat. posisi ini dapat mencegah masuknya sinar matahari sepanjang hari yang akan mengakibatkan suhu di dalam kandang menjadi panas.

      b. Besar Kandang :
      itik memerlukan ruang gerak yang lebih besar dibandingkan dengan ayam karena itik termasuk ternak yang mudah kaget dan ketakutan. bila ruang geraknya sempit, pada saat ketakutan, mereka akan saling bertabrakan atau berhimpitan. untuk seekor itik dewasa yang terus menerus di dalam kandang, perlu disediakan ruang gerak seluas 1 meter persegi untuk 2 ekor.

      c. Tinggi Kandang
      walaupun itik adalah ternak kecil, tetapi kandangnya tetap harus tinggi, yaitu paling sedikit 2 m. alasannya adalah agar pertukaran udara lancar dan tidak perlu membongkok saat membersihkan kandang atau melakukan pekerjaan lain di dalam kandang.l

      d. Dinding Kandang
      sebaiknya sisi (dinding) kandang terbuka, artinya tidak terbuat dari tembok atau bahan lain yang tertutup. bagian ini ditutup dengan kawat, kecuali sekitar 60 cm diatas lantai yang ditembok. tembok setinggi 60 cm diatas lantai tersebut dimaksudkan agar serasah (Litter) tidak berhamburan keluar dan menahan pantulan panas dari tanah. pada saat itik masih kecil dan belum tahan dingin, sekitar kandang dapat ditutup dengan plastik, karung, atau bagor.

      e. Cahaya :
      cahaya matahari, bukan sinarnya langsung, harus dapat masuk kandang.
      Add to Cart More Info

      Sejarah Budidaya Ikan Lele

      1. SEJARAH SINGKAT

      Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.

      2. SENTRA PERIKANAN

      Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha.

      3. JENIS

      Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986) adalah:
      o  Kingdom : Animalia
      Sub-kingdom : Metazoa
      o  Phyllum : Chordata
      Sub-phyllum : Vertebrata
      o  Klas : Pisces
      Sub-klas : Teleostei
      Ordo : Ostariophysi
      Sub-ordo : Siluroidea
      o  Familia : Clariidae
      o  Genus : Clarias

      Di    Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan :
         1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), 
              ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
         2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
         3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), 
              wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
         4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat),
              kaleh (Kalimantan Selatan).
         5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), 
             ikan penang (Kalimantan Timur).
         6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba),
             King cat fish, berasal dari Afrika.
        4. MANFAAT
            1. Sebagai bahan makanan
            2. Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan 
                atau ikan hias.
            3. Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama
                padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele.
            4.   Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk 
                mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah,
                kencing darah dan lain-lain.
        5. PERSYARATAN LOKASI
            1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,  
                 tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk 
                budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, 
                kolamkebun, dan blumbang.
            2. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang
                tingginya maksimal 700 m dpl.
            3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
            4. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat 
                dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
            5. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, 
                tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
            6.   Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal 
                antara 25-28°C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan 
                kisaran suhu antara 26-30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.
            7. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya
                cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
            8. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, 
                atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat 
                mematikan ikan.
            9. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan 
                bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
          10. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau 
                daun-daunan hidup, seperti enceng gondok.
          11. Mempunyai pH 6,5-9; kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 
                100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur 
                antara 30-60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, 
                dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan 
                kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, 
                amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.

        Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
        1.   Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
        2.  Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
        3.  Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
        4.  Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang. 
                        Kedalaman air 30-60 cm.
        6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
        1.    Penyiapan Sarana dan Peralatan
        Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen. Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
        o Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
        o Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
        o Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30
        2.    Penyiapan Bibit:
              1. Menyiapkan Bibit
                  a. Pemilihan Induk 
                      1. Ciri-ciri induk lele j antan: 
                         ■   Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
                         ■   Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
                         ■   Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, 
                             terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
                               ■   Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
                   ■    Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk
                  ikan lele betina.
                   ■   Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah 
                 ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
                   ■   Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
                                                    
                                2. Ciri-ciri induk lele betina
                   ■   Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
                   ■   Warna kulit dada agak terang.
                   ■   Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), 
                 berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
                   ■  Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
                   ■  Perutnya lebih gembung dan lunak.
                   ■  Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah 
                ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
                                                           
                           b. Syarat induk lele yang baik:
              ■ Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
              ■  Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil 
            supaya terbiasa hidup di kolam.
              ■ Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan
            badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
              ■  Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
              ■  Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur 
            satu tahun.
              ■ Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa 
            memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung  
            cukup protein.

                       c. Ciri-ciri induk lele:
                        siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, 
                        kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera 
                       ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.

                       d. Perawatan induk lele :
               Selama masa pemijahan dan masa perawatan,
        induk ikan lele diberi makanan yang berkadar
        protein tinggi seperti cincangan daging
        bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau
        makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan. 
                ■ Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan. 
           ■ Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan 
          dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.
           Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
               Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.
         2.   Pemijahan Tradisional 
               A.   Pemijahan di Kolam Pemijahan  
         1.   Kolam induk:
        •      Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengan dasar tanah.
        •      Luas bervariasi, minimal 50 m2. 
        •      Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya.
        •      Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolam pendederan.
        •          Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat dari pipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk lele.
        •            Jarak antar sarang peneluran ±1m.
        •       Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2.
        •       Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing bersel tunggal):
        •           Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam induk berfungi untuk menumbuhkan makanan alami ikan (rotifera).
        •           Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk dengan pipa paralon untuk mengalirkan rotifera.
        •           Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk memenuhi persyaratan tumbuhnya rotifera.
        •      Luas kolam ±10 m2.
        2.   Pemijahan:
            Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per sarang; atau satu pasang per 24 m2 luas kolam (pilih salah satu).
              Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairi selama 4 hari.
           Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlah berat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan .
              Biarkan sampai 10 hari.
            Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai 10 hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan diharapkan selama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik dan akan bertelur terus sampai umur 5 tahun.
              Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam pendederan dengan cara: air kolam disurutkan sampai batas kubangan, lalu benih 
             dialirkan melalui pipa pengeluaran.


        ■   Benih-benih lele yang sudah dipindahkan
        ke kolam pendederan diberi makanan
        secara intensif, ukuran benih 1-2 cm,
        dengan
        kepadatan 60-100 ekor/m2.
        ■   Dari seekor induk lele dapat
        menghasilkan ± 2000 ekor benih lele.
        Pemijahan induk lele biasanya terjadi
        pada sore hari atau malam hari.
         


        2.   Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan
        0.    Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
               Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m.
             Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai 
             sarang pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan diberi enceng gondok supaya kotak menjadi gelap.
               Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari tumpukan batu bata atau ember plastik atau 
              barang bekas lain yang memungkinkan.
               Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil untuk menempatkan telur hasil pemijahan.
               Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan air dan bilas dengan formalin 40 % atau 
              KMnO4 (dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi dengan air bersih dan keringkan.
        1.    Pemijahan:
               Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. 
              Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00-16.00.
               Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah ±10 hari, diharapkan 
              sepasang induk ini telah
        memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah.
        ■   Beri makanan anak-anak lele yang masih
        kecil (stadium larva) tersebut berupa
        kutu air atau anak nyamuk dan setelah
        agak besar
         
             dapat diberi cacing dan telur rebus. 3.   Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal
        0.    Penyiapan bak pemijahan secara masal:
               Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.
               Di luar bak, menempel dinding bak dibuat sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap sarang dibuatkan satu lubang dari paralon berdiameter 4 inchi.
               Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil untuk tempat menempel telur hasil 
              pemijahan.
               Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin, 
              lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan.
        1.    Pemijahan:
               Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur) dalam bak pembenihan sebanyak 
            2xjumlah sarang , induk jantan sama banyaknya dengan induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50 pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
               Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air sampai ketinggian 50- 60 cm, induk beri 
              makan secara intensif.
               Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm.
               Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk berpasangan masuk sarang pemijahan, 
              memijah dan bertelur. Biarkan sampai ±10 hari.
        • Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih lele.
        • Benih lele dikeluarkan melalui saluran pengeluaran benih untuk didederkan di kolam pendederan.
        3.   Pemij ahan Buatan
        Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjar hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:
        ■   Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma,
        disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam
        penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur
        dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi, perut
        ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit
        karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat
        yang baik untuk melakukan pengurutan perut
        (stripping).
        ■   Mendorong nafsu sex (libido)
        2.   Perlakuan dan Perawatan Bibit
        1.   Kolam untuk pendederan:
        0.          Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 
            50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
        1.     Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.
        2.         Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk 
              mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa
        plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan.
        3.   Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan
        yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan
        jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik.




        4.   Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya. Penjarangan:
        0.    Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang
        dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih
        besar, sehingga volume
        ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang.
        •  Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan :
        • Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
        • Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar).
        • Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.
        1.    Cara penjarangan pada benih ikan lele :
               Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
               Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
               Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2 

                                      Pemberian pakan:
        0.      Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong 
              kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
        1.      Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton, yaitu Daphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%. Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton. Makanan yang berupa teoung dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum.
        2.      Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
        3.      Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak 32% x biomassa setiap 
              hari.
        4.      Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
        5.             Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
        6.             Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.
        4.   Pengepakan dan pengangkutan benih
        0.    Caratertutup:
              Kantong plastik yang kuat diisi air bersih dan benih dimasukkan 
             sedikit demi sedikit. Udara dalam plastik dikeluarkan. O2 dari tabung dimasukkan ke dalam air sampai volume udara dalam plastik 1/3-1/4 bagian. Ujung plastik segera diikat rapat.
              Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam kardus atau peti supaya tidak mudah pecah.
        1.    Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu jauh:
              Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar selama pengangkutan, air 
              tidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk pengangkutan lebih dari 5 jam).
              Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Jumlahnya tergantung ukurannya. Benih ukuran 10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh air diganti di tempat yang teduh.

        3.   Pemeliharaan Pembesaran
        a. Pemupukan
        1.      Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele.
        2.      Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 
             gram/m 2 . Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m 2 , dan amonium nitrat 15 gram/m 2 . Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
        3.      Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan selama 
            satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
        4.      Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

        b. Pemberian Pakan
        1.   Makanan Alami Ikan Lele 

        a)           Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan 
               serangga air.
        b)        Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), 
              Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome),
        ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
        c)         Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
        d)        Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
        2.    Makanan Tambahan
        a)              Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa 
            sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang   dihancurkan, usus ay am, dan bangkai.
        b)       Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan 
              bekicot (2:1:1).
        3.    Makanan Buatan (Pellet)
        a)    Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil
        kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil
        kacang tanah=18,00;
        tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;
        b)   Proses pembuatan:
        Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan
        adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai
        kadar airnya kurang dari 10%.
        Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk 
        minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan
        kepada lele. Lumuran minyak
        juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
        c)   Cara pemberian pakan:
        ■   Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur
        6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15
        menit sebelum pemberian makanan
        yang berbentuk tepung.
               Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan 
              yang berbentuk pellet.
               Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu 
              tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
        c. Pemberian Vaksinasi
        Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan: 1.   Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan
        dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan.
        2.  Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
        3.    Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam 
             larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
        d. Pemeliharaan Kolam/Tambak
        1.      Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk 
              memberantas hama dan bibit penyakit.
        2.      Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air 
              kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2
        malam.
        3.   Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan
        dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m 2 selama
        satu minggu.
        Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
        7. HAMA DAN PENYAKIT
        1.   Hama dan Penyakit
        1.      Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele.
        2.      Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-
              berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan
        gabus dan belut.
        3.   Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering
        menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif
        tidak
        banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
        1.   Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan
        Pseudomonas hydrophylla
        Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
        2.   Penyakit Tuberculosis
        Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh
        ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari. 
        3.   Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
        Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
        4.      Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
        5.      Penyakit Cacing Trematoda
        Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
        6.   Parasit Hirudinae
        Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan
        anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu 
        diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan
        Diterex 0,5 ppm. 2.   Hama Kolam/Tambak
        Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
        1.      Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang 
              suhunya lebih dingin.
        2.      Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
        3.      Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
        4.      Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
        8. PANEN
        1.   Penangkapan
        Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
        1.      Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. 
              Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
        2.      Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4 bulan dengan 
            berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
        3.      Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
        4.      Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser 
              halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
        5.      Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
        6.      Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberian 
              pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
        7.      Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa 
              diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
        8.      Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
        2.   Pembersihan
        Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
        1.      Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 
              20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
        2.      Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) 
             dengan cara yang sama.
        3.      Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari 
              langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang
        ada di kolam.
        9. PASCAPANEN

        1.                      Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum dibersihkan sebaiknya lele
             dimatikan terlebih dulu dengan memukul kepalanya memakai muntu atau kayu.
        2.         Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karena dapat menyebabkan 
             daging terasa pahit.
        3.        Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai ragam masakan.
        10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
        1.   Analisis Usaha Budidaya
        Analisis Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:
        1.    Biaya produksi
        1.    Lahan 
              Tanah 123 m 2 Rp. 123.000,- 
              Kolam 9 buah Rp. 1.230.000,- 
              Perawatan kolam Rp. 60.000,-
        2.   Bibit/benih
              betina 40 ekor @ Rp. 12.000,- Rp. 480.000,- 
              jantan 10 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
        3.   Pakan 
              Pakan benihRp. 14.530.300,-
              Pakan induk Rp. 4.818.000,-
        4.              Obat-obatan Rp. 42.000,-
        5.              Peralatan
                                                  ■      pompa air3 bh @ Rp. 110.000,- Rp. 330.000,-
              diesel 1 bh @ Rp. 600.000,- Rp. 600.000,-
              sikat 1.bh @.Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
              jaring 1 bh @.Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
              bak 5 bh @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
              timba 7 bh @.Rp. 3.000,- Rp. 21.000,-
              alat seleksi 6 bh @.Rp. 4.000,- Rp. 24.000, -
              ciruk 5 bh @. Rp. 1.500,- Rp. 7.500,-
              gayung 5 bh @. Rp.1.000,- Rp. 5.000,-
              selang Rp. 90.000,-
              paralon Rp. 70.000,- 
        ■   Perawatan alat Rp. 120.000,-
        6.              Tenaga kerja Rp. 420.000,-
        7.              Lain-lain Rp. 492.000,-
        8.              Biaya tak terduga 10% Rp. 2.522.800,-Jumlah biaya 
              produksi Rp. 5.045.600,-

        2.              Pendapatan Rp. 2.220.000,-
        3.              Keuntungan Rp. 7.174.400,-
        4.              Parameter kelayakan usaha 25%
        5.              BEP dalam unit (ekor)

               ukuran 1 1.138
               ukuran 2 325.049
               ukuran 3 65.010
               ukuran 4 6.501
               ukuran 5 11.377
               ukuran 6 260 2.  


        Gambaran Peluang Agribisnis
         Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.
        Add to Cart More Info